Rabu, 21 Oktober 2015

PERBANDINGAN ANTARA EMPAT BUKU MENGENAI ANALISIS KESALAHAN (FENESHA ANGGRIYANI - 2222121797)

Nama : Fenesha Anggriyani 
Nim : 2222121797 
Kelas : 7A 
Tugas : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia 

Buku 1 : Analisis Kesalahan Pada buku ini bab pertama mebahas mengenai analisis kesalahan sebagai bagian linguistic, linguistic adalah studi bahasa secara ilmiah (Lyons, 1976:1). Linguistic dapat dipelajari berdasarkan : 
a) Pembidangannya 
b) Sifat telaahnya 
c) Pendekatan objeknya 
d) Alat analisisnya 
e) Hubungannya dengan ilmu lain 
f) Penerapannya 
g) Teori atau aliran yang mendasarinya 

Pada pembahasan analisis kontrastif, kesalahan yang dibuat siterdidik ketika ia menggunakan atau mempelajari bahasa yang bukan bahasa ibunya telah menarik perhatian para ahli, khususnya para ahli yang bergerak dalam bidang pengajaran bahasa. Perkembangan linguistic kontrastif yang menghasilkan analisis kontrastif bermula dari pendapat bahwa perlu adanya perbandingan kebudayaan pemakai bahasa yang dipelajari. Analisis kontrastif ingin menolong guru bahasa yang sekaligus menolong si terdidik yang sedang mempelajari bahasa kedua, tataran yang dibandingkan berhubungan dengan fonologi,, morfologi, dan sintaksis. Tataran fonologi berhubungan dengan fonem yang ada dan tidak ada dan pelafalannya. Tataran morfologi berhubungan dengan imbuhan, kata dengan segala devariasinya, sedangkan yang berhubungan dengan sintaksis, misalnya urutan kata, unsur yang diperhatikan dalam pembentukan satuan kalimat. 

Objek dalam analisis kontrastif adalah bahasa yang digunakan si terdidik tersebut. Prosedur dalam penerapan analisis kontrastif adalah: 
a) Deskripsi 
b) Seleksi 
c) Mengontraskan unsur-unsur 
d) Menentukan kesalahan yang dibuat si terdidik. 

Pendekatan analisis kontrastif menghipotesiskan bahwa kesalahan pemahaman terhadap bahasa yang sedang dipelajari atau bahasa kedua disebabkan oleh interferensi system bahasa pertama. Terdapat dua versi hipotesis yakni: 
a) Hipotesis analisis kontrastif aliran keras, 
b) Hipotesis analisis kontrastif aliran lunak. 


Pada bab 2 membahas mengenai jenis-jenis kesalahan. Kesalahan acuan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
1. Kesalahan acuan 
2. Kesalahan register, 
3. kesalahan social, 
4. kesalahan tekstual, 
5. kesalaha penerimaan, 
6. kesalahan pengungkapan, 
7. kesalahan perorangan, 
8. kesalahan kelompok, 


pada bab 3 membahas mengenai daerah dan sifat kesalahan. Bahasa merupakan objek linguistic. 
1. Kesalahan fonologi berhubungan dengan pelafalan dan penulisan bunyi bahasa. 
2. Daerah keslahan morfologi berhubungan dengan tata bentuk kata 
3. Daerah kesalahan sintaksis 
4. Daerah kesalah semantic 
5. Kesalahan memfosil 


Pada bab 4 membahas mengenai sumber penyebab kesalahan, sumber dan penyebab kesalahan banyak, tetapi yang terpenting dari penggunaan babahsa ibu, lingkungannya, kebiasaan, interlingual, interferensi dan tidak kalah pentingnya adaah kesadaran penutur bahasa. Berikut sumber dan penyebab kesalahan : 
 1. Pendapat popular 
2. Bahasa ibu 
3. Lingkungan 
4. Interlingual 
5. Interferensi 


Buku 2 : Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa 

Pada bab 1 hanya membahas mengenai pembukaan dari buku dan meringkas tentang pembahsan selanjutnya. 
Pada bab 2 membahas mengenai kalimat efektif, kalimat efektif memiliki ciri-ciri tertentu: 
1. Ciri gramatikal kalimat efektif Ciri gramatikal adalah cii yag harus dipenuhi oleh pemakai bahasa dalam kaitan dengan ketatabahasaan. Ciri ini dapat dilihat dari bidang morfologi, dan bidang sintaksis. 
2. Ciri diktis kalimat efektif Ciri diktis adalah ciri kalimat efektif yang berkaitan dengan pemilihan kata. Menurut Soedjito (1988) kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi pedoman pemilihan kata yang tepat. Pemilihan kata yang tepat meliputi: 
a. Pemakaian kata tutur 
b. Pemakaian kata-kata bersinonim 
c. Pemakaian kata yang bernilai frasa 
d. Pemakaian kata-kata/ istilah asing 
e. Pemakaian kata-kata konkret dan abstrak 
f. Pemakaian kata umum-khusus 
g. Pemakaian kata idiomatic 
h. Pemakaian kata-kata yang lugas 

Ciri kalimat efektif yang lain selain yang sudah disebutkan adalah adanya kepaduan unsur-unsur yang ada pada suatu kalimat. Kepaduan artinya keadaan padu, kesatuan pikiran,kebuatan pendapat. Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan supaya pemakai bahasa dapat menyusun kalimat yang padu: 
1. Tidak meletakan keterangan yang berupa klausa diantara S (subjek) dan P (predikat) 
2. Tidak meletakan keterangan aspek di depan S 
3. Tidak menempatkan keterangan aspek diantara pelaku dan pokok kata kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri 
4. Tidak menyisipkan kata depan diantar P dan O Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat maknanya. Ketepatan makna, disamping ditentukan oleh ketepatan unsur-unsur kalimat yang akan memantapkan makna, bisa ditentukan oleh ketiadaan kata yang mubazir. 
1. Kemantapan makna kalimat 
2. Kalimat hemat 

buku 3 : Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa 

Pengertian kedwibahasaan sudah merupakan masalah umum, karena sampai saat ini tidak ada satu definisi kedwibahasaan yang disepakati, disetujui oleh para ahli. Jadi dalam bab ini juga menerangkan bahwa lebih dari setengah penduduk bumi adalah dwibahasawan, kedwibahasaan itu adalah merupakan suatu pemerolehan bahasa dan kedwibahasaan menimbulkan interferensi. Factor pendukung pendidikan kedwibahasaan: 
a. Ideology, 
b. Demografis, 
c. Agama, 
d. Sejarah, 
e. Militer/pertahanan, 
f. Ekonomi, 
g. Budaya, 

Pada bab ini juga menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa yang didalamnya terdapat pemerolehan B1 dan B2. Pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa sangatla berbeda, jika pemerolehan bahasa: 
➢ Informal, ➢ Tidak berencana, ➢ Tidak disengaja, ➢ Tidak disadari. 
Analisis kontrastif adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan kedua bahasa itu. Pemahaman terhadap konsep analisis kontastif dapat mendalam apabila diadakan pengkajian secara menyeluruh terhadap berbagai segi anakon. 
Pada bab ini juga membahas mengenai: 
a. batasan/pengertian anakon, 
b. hipotesis anakon, 
c. tututan pedagogis anakon, 
d. aspek linguistic dan psikologis anakon, 
e. metodologi anakon, cakupan telaah anakon, 
f. kritik terhadap anakon, implikasi pedagogis anakon didalam kelas, dan 
g. anakon sebagai sarana pemrediksi kesalahan berbahasa. 

Anakon memiliki dua aspek , yakni : 
a) aspek linguistic dan 
b) aspek psikologis. 

Kesalahan yang dilakukan oleh siswa harus dikurangi dan kala dapat dihapuska. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut analisis kesalahan. Langkah anakes: 

1. pengumpulan sampel kesalahan 
2. pengidentifikasia kesalahan 
3. penjelasan kesalahan 
4. pengklasifikasian kesalahan 
5. pengevaluasian kesalahan ada beberapa penyebab kesalahan intrabahasa , yakni: 

1. penyamarataan berlebihan 
2. ketidaktahuan akan pembatasan kaidah 
3. penerapan kaidah tidak sempurna 
4. salah menghipotesiskan konsep 

buku 4 : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik Sifat bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa ilmu antara lain sebagai berkut: 
a. Ragam bahasa ilmu bukan dialek 
b. Ragam bahasa ilmu merupakan ragam resmi 
c. Ragam bahasa ilmu digunakan oleh para cendikiawan untuk mengomunikasikan ilmu 
d. Lebih diutamakan penggunaan kalimat pasif 
e. Banyak menggunakan kata-kata istilah 
f. Konsisten dalam segala hal 

Klasifikasi kesalahan berbahasa menurut Tarigan ada 5 macam, yakni: 
a) Berdasarkan tataran linguistic seperti pada bidang fonologi, morfologi, sinaksis, semantic dan wacana 
b) Berdasarkan kegatan berbahasa atau keterampilan berbahasa yang didalamnya terdapat membaca, menyimak, berbicara dan menulis 
c) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud kesalalahan berbahasa secara lisan maupun tertulis 
d) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi Karena pengajaran atau karena interferensi 
e) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya seperti kesalahan berbahasa paling sering, sering, sedag, kurang dan jarang terjadi. 
Kesalahan berbahasa tataran fonologi. Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar