Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 1:
Pembahasan Mengenai BAB I dari Empat Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda, dan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Karya Henry Guntur Tarigan
Analisis kesalahan
berbahasa merupakan salah satu mata kuliah yang sedang dipelajari oleh
mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia semester tujuh. Mata kuliah ini sangatlah
penting bagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang pendidik. Seperti
yang diungkapkan oleh Nanik Setyawati, Markhamah, dkk., Mansoer Pateda, dan
Henry Guntur Tarigan bahwa kesalahan berbahasa sering terjadi pada peserta
didik. Hal ini dapat disebabkan atau dipengaruhi beberapa masalah salah satunya
kesalahan yang sering dilakukan peserta didik. Maka dapat dianalisis apakah
kesalahan tersebut disebabkan oleh seorang pendidik ketika sedang mengajar.
Maka dari itu Nanik
Setyawati dalam bukunya yang berjudul Analisis
Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik pada BAB I, ia membahas
mengenai ragam bahasa, bahasa Indonesia sebagai ragam ilmu, dan membahas
bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menurutnya bahasa
Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara. Ragam bahasa itu sendiri adalah keanekaragaman pemakaian bahasa. Oleh
sebab itu, ketika kita berkomunikasi maka ragam bahasa yang digunakan akan berbeda-beda
bergantung situasi dan kondisi. Maka dari itu, Setyawati menyebutkan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu.
Bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmu memiliki sifat, yaitu ragam bahasa ilmu bukan dialek.
Karena dialek itu sendiri adalah suatu sistem kebahasaan yang digunakan oleh
suatu masyarakat untuk membedakannya dengan masyarakat lainnya. Sifat
berikutnya bahwa ragam bahasa ilmu merupakan ragam resmi. Hal ini dikarenakan
bahwa bahasa resmi sudah pasti bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Oleh karena itu, ragam bahasa ilmu digunakan para cendikiawan untuk
mengomunikasikan ilmunya sehingga akan banyak istilah-istilah yang muncul.
Begitu pula yang terjadi pada saat proses belajar mengajar yang berlangsung di
dalam kelas.
Markhamah, dkk. dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan
& Kesantunan Berbahasa pada BAB I Pendahuluan, ia lebih membahas
hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika kita sedang berkomunikasi.
Menurutnya, hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan bahasa yang digunakan
dan sikap atau perilaku ketika berkomunikasi. Selain itu ada hal lain yang
harus diperhatikan, yaitu etika berbahasa. Hal-hal inilah yang sering kali
luput ketika seseorang berbicara kepada orang lain.
Munurut
Mansoer Pateda bahwa analisis kesalahan berbahasa itu masuk ke dalam bagian
linguistik. Kesalahan berbahasa ini sering kali terjadi pada peserta didik
sehingga dihubungkan dengan bagaimana pembelajaran yang berlangsung di dalam
kelas. Berawal dari masalah tersebut, maka muncullah pendekatan baru dalam pembelajaran
bahasa, yaitu analisis kontrastif dan analisis kesalahan. Analisis kontrsatif
itu sebagai suatu pendekatan pengajaran bahasa mengasumsikan bahwa bahasa ibu
mempengaruhi si terdidik ketika ia mempelajari bahasa kedua. Sedangkan analisis
kesalahan itu adalah kesalahan yang berhubungan dengan keterampilan tertentu,
misalnya menyimak, berbicara, membaca, atau menulis serta ada pula yang terjadi
pada tataran linguisik seperti pada tataran fonologi, morfologi, atau
sintaksis. Maka dari itu, peran guru di dalam pembelajaran bahasa itu sangat
penting. Begitu pula pengaruh bahasa pertama peserta didik kepada bahasa yang
sedang dipelajarinya dapat menjadi penyebab timbulnya kesalahan dalam
pembelajaran bahasa.
Henry Guntur Tarigan
juga menjelaskan mengenai kesalahan berbahasa. Jika dilihat materi yang
disampaikan tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Mansoer Pateda
dalam bukunya pada BAB I. Menurut Tarigan ketika kita ingin memahami mengenai
kesalahan berbahasa maka kita harus memahami pula pengajaran bahasa,
pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, dan interferensi. Hal ini dikarenakan kelima
materi tersebut dapat saling berhubungan dan ketika terjadi kesalahan berbahasa
maka dapat dilihat apa penyebabnya, apakah karena pengajaran bahasanya,
pemerolehan bahasanya, kedwibahasaan, atau interferensinya. Kedwibahasaan dan
interferensi di sini yaitu saling mempengaruhi antara B1 dengan B2. Sehingga
ketika kesalahan bahasa tersebut dianalisis maka dapat terjadi kesalahan pada
tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 2:
Pembahasan Mengenai BAB II dari Empat Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda, dan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Karya Henry Guntur Tarigan
Nanik Setyawati dalam
bukunya bagian BAB II membahas mengenai analisis kesalahan berbahasa. Menurut
Nanik Setyawati kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan
maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau
penyimpangan dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa
Indonesia. Menurut Nanik Setyawati kesalahan berbahasa disebabkan oleh
terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya, kekurang pahaman pemakai
bahasa terhadap bahasa yang dipakai, dan pengajaran bahasa yang kurang tepat
dan kurang sempurna.
Analisis kesalahan
berbahasa menurut Setyawati adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel
kesalahan, mengidenfitikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan
kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan, dan mengevaluasi taraf
keseriusan kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada tataran linguistik,
seperti pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Juga
dapat terjadi pada kegiatan berbahasa atau keterampilan bahasa, sarana atau
jenis bahasa yang digunakan, penyebab kesalahan itu terjadi, dan kesalahan
berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya.
Berbeda dengan Markhamah,
dkk. yang membahas kesalahan berbahasa pada bidang sintaksis atau kalimat,
yaitu membahas mengenai kalimat efektif. Menurut Soedjito dalam buku Analisis Kesalahan & Kesantunan
Berbahasa kalimat efektif itu memiliki ciri gramatikal yang dapat dilihat
dari bidang morfologi dan sintaksis. Ciri berikutnya adalah ciri diktis atau
pilihan katanya. Pemilihan kata yang tepat juga memiliki beberapa pedoman
seperti, pemakaian kata tutur, pemakaian kata-kata bersinonim, pemakaian kata
yang bernilai rasa, pemakaian kata-kata atau istilah asing, pemakaian kata-kata
kongkret atau abstrak, pemakaian kata umum dan khusus, pemakaian kata
ideomatik, dan pemakaian kata-kata yang lugas.
Menurut Markhamah, dkk.
kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi penalaran atau kalimat yang logis.
Kelogisan tersebut dapat terlihat dari kelogisan hubungan makna antara subjek
dengan predikat, kelogisan hubungan makna antara subjek dengan predikat dan
pelaku, dan kelogisan antara predikat dengan pelengkap atau objek.
Sedangkan Mansoer Pateda
dalam bukunya bagian BAB II, ia membahas mengenai jenis kesalahan. Ia membagi kesalahan
menjadi tiga belas jenis kesalahan, yaitu kesalahan acuan, kesalahan register,
kesalahan sosial, kesalahan tekstual, kesalahan penerimaan, kesalahan pengungkapan,
kesalahan perorangan, kesalahan kelompok, kesalahan menganalogi, kesalahan
transfer, kesalahan guru, kesalahan lokal, dan kesalahan global.
Henry Guntur Tarigan
dalam bukunya Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa pada BAB II membahas mengenai analisis kontrastrif
seperti yang sudah dijelaskan oleh Mansoer Pateda dalam bukuya pada BAB I. Pandangan
Tarigan sedikit berbeda dengan Mansoer Pateda, menurutnya analisis kontrastif
adalah kegiatan memperhatikan struktur B1 dan B2 untuk mengidentifikasi
perbedaan kedua bahasa itu. Namun, ada beberapa pandangan yang sama yaitu
mengenai masalah ini sering terjadi pada saat pembelajaran atau pengajaran
bahasa.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 3:
Pembahasan Mengenai BAB III dari Empat Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda, dan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Karya Henry Guntur Tarigan
Pada BAB III buku yang
ditulis oleh Nanik Setyawati, ia membahas mengenai kesalahan berbahasa yang
terjadi pada tataran fonologi. Kesalahan berbahasa yang terjadi pada tataran
fonologi biasanya terjadi pada saat berbicara atau pelafalan namun hal ini juga
dapat terjadi pada bentuk tulisan ketika pelafalan tersebut dituliskan.
Kesalahan tersebut seperti pada saat berbicara terjadi kesalahan pelafalan
karena perubahan fonem, baik perubahan fonem vokal, konsonan, fonem vokal
menjadi fonem konsonan, fonem konsonan menjadi fonem vokal, begitu pula pada
saat pelafalan kata atau singkatan. Kesalahan berbahasa pada tataran fonologi
juga terjadi kesalahan pelafalan karena penghilangan fonem dan penambahan
fonem.
Berbeda dengan Markhamah,
dkk. dalam bukunya yang berjudul Analisis
Kesalahan & Kesantunan Berbahasa pada BAB III, ia membahas mengenai
kepaduan dan ketepatan makna. Pembahasan Markhamah, dkk. pada BAB III ini sudah
sampai pada bidang semantik atau mengenai makna. Menurutnya kepaduan itu adalah
keadaan padu, kesatuan pikiran, dan kebulatan pendapat. Kepaduan tersebut
memiliki beberapa ketentuan, seperti tidak meletakkan keterangan yang berupa
klausa di antara S (subjek) dan P (predikat), tidak meletakkan keterangan aspek
di depan S, tidak meletakkan keterangan aspek di antara pelaku dan pokok kata
kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri, tidak menyisipkan kata depan
di antara P dan O.
Ketepatan makna menurut
Markhamah, dkk. dapat ditentukan berdasarkan kemantapan makna kalimat, kalimat
yang digunakan hemat atau tidak mubazir, seperti menghindari penggunaan kata
depan yang tiak perlu, menghindari penggunaan kata yang menyatakan jamak jika
sudah ada reduplikasi yang bermakna jamak atau ada kata lain yang bermakna
jamak, menghindari penyebutan unsur-unsur klausa yang sama dalam satu kalimat,
menghindari penggunan hipernim untuk kata-kata hiponim, dan menghindari penggunaan
kata-kata yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Pada buku yang berjudul
Analisis Kesalahan yang ditulis oleh Mansoer
Pateda pada bagian BAB III, ia membahas mengenai daerah dan sifat kesalahan. Pada
BAB ini, ia membahas semua kesalahan berbahasa yang terjadi pada semua bidang
mikro pada linguistik. Maka dari itu ia menjelaskan kesalahan berbahasa berdasarkan
daerah dan sifat kesalahan dibagi atas, daerah kesalahan fonologi, daerah
kesalahan morfologi, daerah kesalahan sintaksis, daerah kesalahan semantis,
daerah kesalahan memfosil.
Henry Guntur Tarigan
dalam bukunya Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa pada BAB III membahas mengenai teori analisis
kesalahan. Hal ini sebelumnya sudah dibahas oleh Mansoer Pateda dalam bukunya
pada BAB I. Menurut Tarigan teori analisis kesalahan adalah kegiatan mengkaji
lebih mendalam terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pembelajaran
atau pengajaran bahasa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Pateda.
Maka dari itu tujuan analisis kesalahan tersebut adalah menentukan urutan bahan
ajaran, menentukan urutan jenjang penekanan bahan ajaran, merencanakan latihan
dan pengajaran remedial, serta memilih butir pengujian kemahiran siswa.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 4:
Pembahasan Mengenai BAB IV dari Empat Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda, dan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Karya Henry Guntur Tarigan
Nanik Setyawati pada
BAB IV, ia membahas mengenai kesalahan berbahasa pada tataran morfologi.
Menurutnya kesalahan berbahasa pada tataran morfologi dapat diklasifikasikan
seperti, penghilangan afiks, bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak
diluluhkan, peluluhan bunyi yang seharusnya tdak luluh, penggantian morf,
penyingkatan morf mem-, men-, meng-,
meny-, dan menge-, pemakaian afiks yang tidak tepat, penentukan bentuk
dasar yang tidak tepat, penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata,
dan pengulangan kata majemuk yang tidak tepat.
Markhamah, dkk. dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan
& Kesantunan Berbahasa pada BAB IV membahas mengenai kalimat
bervariasi. Pada BAB IV ini, ia membahas kembali kesalahan berbahasa pada
tataran sintaksis atau kalimat. Menurutnya kevariasian tidak langsung berdampak
pada kesalahan, tetapi lebih berdampak pada ketepatan, gaya, dan keindahan.
Soedjito dalam buku Analisis Kesalahan & Kesantunan
Berbahasa membagi variasi berdasarkan urutan dan jenis kalimat. Variasi
berdasarkan urutan memiliki beberapa ketentuan yaitu keterangan kalimat yang
letaknya bebas dapat dipertukarkan tempatnya, objek sebagai bagian dari
predikat tidak padat dipisahkan, predikat yang berupa verba pasif pelaku orang
I dan orang II dan pokok kata kerja tidak dapat dipisahkan, predikat yang
berupa kata kerja rangkap dapat divariasikan dengan diinversikan (dibalik
susunannya) atau diprolepsisikan (digeser posisinya), keterangan subjek tidak
dipisahkan dengan subjeknya sebagai induknya, dan keterangan objek tidak dapat
dipisahkan dengan objeknya. Variasi bahasa berdasarkan jenis kalimatnya dibagi
menjadi kalimat bervariasi aktif-pasif, kalimat bervariasi
berita-perintah-tanya, dan kalimat bervariasi panjang-pendek.
Mansoer Pateda dalam
bukunya bagian BAB IV membahas mengenai sumber dan penyebab kesalahan. Pada
tugas sebelumnya, Nanik Setyawati pada BAB II sudah membahas mengenai penyebab
kesalahan berbahasa, ia membagi menjadi tiga penyebab, yaitu terpengaruh bahasa
yang lebih dahulu dikuasainya, kekurang pahaman pemakai bahasa terhadap bahasa
yang dipakai, dan pengajaran bahasa yang kurang tepat dan kurang sempurna. Sedangkan
menurut Norrish dalam buku Analisis
Kesalahan bahwa penyebab kesalahan berbahasa bersumber pada pemilihan
bahan, pengjaran, contoh bahasa yang digunakan sebagai bahan, dan si terdidik.
Bahasa ibu, lingkungan, kebiasaan, interlingual, dan juga interferensi dapat
mempengaruhi atau sebagai penyebab kasalahan berbahasa yang terjadi.
Henry Guntur Tarigan
dalam bukunya Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa pada BAB IV membahas mengenai antarbahasa atau interlanguage. Antarbahasa yang dimaksud
dalam pembaasan ini adalah mengenai sikap terhadap performansi pembelajaran
terutama terhadap kesalahan yang terjadi dan performansi pembelajaran yang
dapat dihubungkan dengan ciri-ciri bahasa ibunya.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 5:
Pembahasan Mengenai BAB V dari Empat Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda, dan Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Karya Henry Guntur Tarigan
Selain kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi dan morfologi, Setyawati dalam bukunya Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia:
Teori dan Praktik, juga menjelaskan tentang
kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis pada BAB V. Setyawati menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa dalam
tataran sintaksis antara lain berupa kesalahan dalam bidang frasa dan kesalahan
dalam bidang kalimat. Kesalahan dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh
berbagai hal diantaranya adanya pengaruh bahasa daerah, penggunaan preposisi
yang tidak tepat, kesalahan susunan kata, penggunaan unsur yang berlebihan atau
mubazir, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, penjamakan yang ganda,
dan penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat.
Kemudian kesalahan dalam bidang kalimat diantaranya
kalimat tidak bersubjek, kalimat tidak berpredikat, kalimat tidak bersubjek dan
tidak berpredikat, penggandaan subjek, antara predikat dan objek yang
tersisipi, kalimat yang tidak logis, kalimat yang ambiguitas, penghilangan
konjungsi, penggunaan konjungsi yang berlebihan, penggunaan istilah asing dan
penggunaan kata tanya yang tidak perlu.
Markhamah
dalam buku yang berjudul Analisis Kesalahan & Kesantunan
Berbahasa pada BAB V membahas mengenai kesalahan struktur. Kesalahan tersebut seperti 1) kesalahan struktur karena kerancuan aktif-pasif menyebabkan timbulnya kalimat
rancu. Yang dimaksud kalimat yang rancu adalah kalimat yang sebagian unsurnya
milik kalimat aktif, sementara unsur lainnya milik kalimat pasif. 2) kesalahan struktur karena subjek dan keterangan yaitu kesalahan yang tidak
disadari oleh penutur/penulis bahwa komponen yang dianggapnya subjek ternyata
merupakan keterangan.; 3) kesalahan struktur karena pengantar kalimat, yaitu jika bagian kalimat yang di awali dengan kata-kata pengantar kemudian diikuti
nomina pelaku orang pertama sering menimbulkan ketaksaan antara ungkapan
pengantar kalimat dengan predikat kalimat;
4) kesalahan struktur karena penghubung terbagi yang kurang tepat, hal ini
disebabkan oleh hubungan antara dua klausa yang ada pada kalimat itu tidak
jelas; dan 5) kesalahan struktur karena ketiadaan induk kalimat, yaitu ketepatan struktur berhubungan
dengan ketepatan letak unsur-unsur kalimat yang berupa S, P, O (Pel), K dan
kelengkapannya.
Mansoer Pateda dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan,
pada BAB V membahas mengenai kesalahan menyimak dan berbicara. Kesalahan
menyimak pada dasarnya dapat terjadi karena ada faktor yang mengganggunya,
antara lain; (a) kejelasan pesan yang berasal dari pembicara, (b) bahasa yang
digunakan, (c) alat dengar penyimak, (d) suasana kejiwaan pembicara dan
penyimak, dan (e) gangguan dari luar, misalnya kebisingan dan keributan. Hal
itu menyebabkan terjadinya kesalahan menyimak. Kesalahan itu diantaranya; (a)
susah untuk membedakan fonem, (b) tekanan kata, (c) intonasi, (d) bentuk-bentuk
lafal menurun, (e) pelafalan cepat silabi tidak bertekanan, (f) pengungkapan
komunikasi yang fungsinya berbeda karena intonasi, (g) menyimpulkan, memahami
dan mengantisipasi isi ujaran, (h) keluar dari masaah yang diketengahkan di
dalam ujaran, (i) belum lancar menggunakan kata atau kalimat bahasa Inggris
dengan kecepatan biasa, (j) penggunaan aksen, dan (k) adanya kata-kata homonim.
Berbicara
adalah aktivitas manusia menggunakan bahasa secara lisan. Kesalahan berbicara
dapat disebabkan antara lain; (a) kesalahan melafalkan bunyi-bunyi bahasa, (b)
kesalahan memilih kata-kata atau istilah yang tepat, (c) penggunaan kalimat
yang samar-samar, tidak jelas atau menimbulkan penafsiran yang berbeda, (d)
pengungkapan pikiran yang tidak jelas, (e) kesalahan karena struktur kalimat,
dan (f) menggunakan kata-kata mubazir.
Henry Guntur Tarigan
dalam bukunya Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa pada BAB V mengenai analisis kesalahan berbahasa, ia
membahas dengan jelas materi tersebut. Ia membahas kesalahan berbahasa menurut
beberapa pakar. Ada yang membagi kesalahan berbahasa menjadi dua, yaitu
kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan
kurangnya perhatian, yang disebut faktor performansi. Kesalahan yang kedua
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, disebut
faktor kompetensi. Ada pula pakar yang membagi kesalahan berbahasa menjadi
empat, yaitu interference-like goofs,
LI developmental goofs, ambiguous goofs, dan unique goofs.
Terdapat pula empat
taksonomi dalam kesalahan berbahasa, 1) taksonomi kategori linguistik, yaitu
mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik
atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan, ataupun
berdasarkan kedua-duanya yang mencaup tataran fonologi, morfologi, semantik dan
leksikon, serta wacana; 2) taksonomi siasat permukaan, yaitu menyoroti
bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah berupa penghilangan,
penambahan, salah formasi, dan salah susun; 3) taksonomi komparatif, yaitu
kesalahan bersadarkan pada perbandingan-perbndingan antara struktur
kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya berupa
kesalahan perkembangan, kesalahan antarbahasa, dan kesalahan lainnya; 4)
taksonomi efek komunikatif, yaitu memusatkan perhatian kesalahan dari
perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca berupa kesalahan global dan
lokal.
Tahapan yang harus
dilakukan ketika menganalisis kesalahan berbahasa juga dibahas dalam bab ini.
Tahapan tersebut, yaitu memilih korpus bahasa, mengenali kesalahan dalam
korpus, mengklasifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan mengevaluasi
kesalahan. Ketika terjadi kesalahan berbahasa maka perlu dilakukan pengoreksian
baik secara lisan dan secara tertulis.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 6:
Pembahasan Mengenai BAB VI dari Tiga Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., dan Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda
Selain kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis, Setyawati dalam bukunya Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Praktik, juga menjelaskan
tentang kesalahan berbahasa dalam tataran semantik pada BAB V. Setyawati
menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa dalam tataran semantik antara lain berupa
kesalahan menyimpangnya makna yang terjadi pada
tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Markhamah
dalam buku yang berjudul Analisis Kesalahan & Kesantunan
Berbahasa pada BAB VI membahas mengenai kesalahan sosiolinguistik dalam
teks keagamaan. Dalam
kaitannya dengan komunikasi, beberapa akhlak Islam dapat disejajaran dengan
norma tutur, khusunya norma interaksi. Norma tutur adalah aturan-aturan
bertutur yang mempengaruhi alternatif-alternatif pemilihan bentuk tutur. Norma
tutur bertalian dengan santun bertutur, dan santun itu harus tampak dalam
pemilihan bentuk tutur yang diungkapkan oleh penuturnya
Mansoer Pateda dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan,
pada BAB VI membahas mengenai kesalahan membaca dan menulis. Kesalahan
membaca diantaranya disebabkan karena lafal yang sangat dipengaruhi oleh lafal
dalam bahasa ibu, salah membaca kelompok kata, penggunaan unsur suprasegmental
yang tidak tepat, dan pungtuasi belum dikuasai. Kesalahan menulis selalu
berhubungan dengan, (a) kesalahan kalimat; (b) kesalahan kata, meliputi
penggunaan kata dan bentuk kata; (c) kesalahan ejaan dan tanda baca.
Nama : Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 7:
Pembahasan Mengenai BAB VII dari Tiga Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan &
Kesantunan Berbahasa Karya Markhamah, dkk., dan Analisis Kesalahan Karya Mansoer Pateda
Selain kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik Setyawati dalam bukunya Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Praktik, juga menjelaskan
tentang kesalahan berbahasa dalam tataran wacana pada BAB VII. Setyawati menjelaskan bahwa ruang
lingkup kesalahan dalam tataran wacana dapat meliputi: i) kesalahan dalam
kohesi, yaitu kesalahan penggunaan pengacuan, kesalahan penggunaan penyulihan,
kekurang efektifan wacana karena tidak ada pelesapan, dan kesalahan penggunaan
konjungsi; ii) kesalahan dalam koherensi.
Markhamah
dalam buku yang berjudul Analisis Kesalahan & Kesantunan
Berbahasa pada BAB VII membahas mengenai kesantunan linguistik dalam terjemahan Al Qur’an. Secara linguistik kesantunan berbahasa
diketahui dari pemilihan kata dan pemakaian jenis kalimat. Terdapat empat
faktor penentu kesantunan linguistik tuturan imperatif bahasa Indonesia, yaitu
1) panjang-pendek tuturan, 2) urutan tuturan, 3) intonasi tuturan dan
isyarat-isyarat kinesik, dan 4) pemakaian ungkapan penanda kesantunan. Kesantunan
linguistik dalam terjemahan Al-Qur’an berupa, konstruksi deklaratif, konstruksi
imperatif, konstruksi interogatif, konstruksi pengandaian, dan konstruksi langsung.
Mansoer Pateda dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kesalahan,
pada BAB VII membahas mengenai penerapan analisis kesalahan, antara lain;
(a) teknik analisis, caranya yaitu 1) melaksanakan kategori seleksi awal, 2)
menentukan ketegori kesalahan, dan 3) mencek cepat; (b) implikasi pedagogis
analisis kesalahan, jika terjadi pada peserta didik maka dapat dilakukan dengan
mengoreksi kesalahan di kelas, menjelaskan bentuk gramatikal yang benar,
memolakan bahan yang dikaitkan dengan kurikulum; (c) dukungan terhadap analisis
kesalahan: (d) prosedur analisis kesalahan; (e) format analisis kesalahan, (f)
kesulitan menerapkan analisis kesalahan, yaitu kesuitan menentukan daerag,
sifat, sumber, dan jenis kesalahan; dan (g) analisis.
Nama :
Adilia Anesti
NIM :
2222120364
Kelas :
VII. A
Tugas 8:
Pembahasan Mengenai BAB VIII dari Buku, yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik karya
Nanik Setyawati
Selain kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik Setyawati dalam bukunya Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Praktik, juga menjelaskan
tentang kesalahan berbahasa dalam penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Pada BAB VIII
ini, membahas tentang:
1)
ejaan, sebagai kaidah-kadah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf)
serta penggunaan tanda baca, seperti kesalahan penulisan huruf besar atau huruf kapital, kesalahan penulisan huruf miring, kesalahan penulisan kata, kesalahan memenggal kata,
kesalahan penulisan lambang bilangan, kesalahan penulisan unsur serapan, dan kesalahan penulisan tanda baca.
2)
kesalahan penulisan huruf besar
atau huruf kapital, seperti a) penulisan huruf pertama
petikan langsung, b) kesalahan
penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan (terbatas pada nama diri), kitab suci, dan nama Tuhan, c) kesalahan
penulisan huruf pertama nama gelar (kehormatan, keturunan, keagamaan), jabatan,
dan perangkat yang diikuti orang, d)
kesalahan
penulisan pada kata-kata van, den, der,
da, de, di, bin dan ibnu yang
digunakan sebagai nama orang ditulis dengan huruf besar, padahal kata-kata itu
tidak terletak pada awal kalimat, e)
kesalahan
penulisan huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yan tidak terletak pada
awal kalimat, f) kesalahan
penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah, g)
kesalahan penulisan pada huruf
pertama nama khas geografi, h) kesalahan
penulisan huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi, i) kesalahan
penulisan huruf pertama pada kata tugas seperti:di, ke, dari, untuk, yang, dan
dalam pada judul buku, majalah,
surat kabar, dan karangan yang tidak terletak pada posisi awal, j) kesalahan
penulisan singkatan nama gelar dan sapaan, dan k) kesalahan penulisan huruf
pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti: bapak, ibu, saudara, anda, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.
3. kesalahan penulisan huruf miring, seperti a) kesalahan
penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, b) kesalahan
penulisan yang digunakan untuk menegasakan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompok kata, c) kesalahan penulisan kata nama-nama ilmiah atau
ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah (yang tidak disesuaikan ejaan).
4. kesalahan penulisan kata, seperti a) kesalahana penulisan kata
dasar dan kata bentukan, b) kesalahan penulisan –ku, -kau, -mu, dan
–nya, c) kesalahan penulisan preposisi di,
ke, dan dari, d) kesalahan penulisan
partikel pun, e) kesalahan penulisan per.
5. kesalahan memenggal kata,
seperti a) kesalahan pemenggalan dua vokal yang berurutan di tengan kata, b)
kesalahan pemenggalan dua vokal mengapit konsonan di tengan kata, c) kesalahan
pemenggalan dua konsonan berurutan di tengah kata, d) kesalahan pemenggalan
tiga konsonan atau lebih di tengah kata,
e) kesalahan
pemenggalan kata berimbuhan, dan f) kesalahan
pemenggalan nama diri.
6. kesalahan penulisan lambang
bilangan, seperti a) kesalahan
penulisan lambang bilangan dengan huruf, b) kesalahan penulisan kata bilangan
tingkat, c) kesalahan penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an, d) kesalahan penulisan lambang bilangan yang dapat
menyatakan satu atau dua kata yang ditulis dengan angka dan kesalahan penulisan
lambang bilangan yang menyatakan
beberapa perincian atau pemaparan ditulis dengan huruf, e) kesalahan penulisan
lambang bilangan pada awal kalimat dengan angka dan kesalahan penulisan lambang
bilangan pada awal kalimat dengan huruf, f) kesalahan penulis angka yang
menungjukan jumlah antara ratusan, ribuan, dan seterusnya, g) kesalahan
penulisan jumlah uang, dan
h) kesalahan
penilisan NIP, NIM/NIS, dan nomor telepon.
7. kesalahan penulisan unsur serapan,
berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibedakan atas: a) unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam konteks bahasa
Indonesia (unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi
pelafalanya masih mengikuti cara asing) dan b) unsur asing yang pelafalanya
dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
8. kesalahan penulisan tanda baca,
seperti a) kesalahan penulisan tanda titik (.), b) kesalahan penulisan tanda koma
(,), c) kesalahan penulisan tanda titik koma (;), d) kesalahan penulisan tanda
titik dua (:), dan e) kesalahan
penulisan tanda hubung (-).
Daftar Pustaka
Markhamah, dkk. 2009. Analisis Kesalahan & Kesantunan Berbahasa.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1995. Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
T-Shirt
BalasHapusT-Shirt T-Shirt T-Shirt aftershokz titanium T-Shirt T-Shirt T-Shirt T-Shirt. T-Shirt. T-Shirt. titanium white acrylic paint T-Shirt. T-Shirt. T-Shirt. T-Shirt. babyliss titanium flat iron T-Shirt. titanium framing hammer T-Shirt. titanium mig 170 T-Shirt.
a244g1yecor702 sex chair,wolf dildo,huge dildos,wholesale sex toys,male masturbators,g-spot dildos,dog dildo,dog dildo,male sex toys l403k9wyydm233
BalasHapusa829y8bvkjj410 horse dildo,dog dildo,prostate massagers,horse dildo,wholesale sex toys,silicone sex doll,black dildos,sex chair,dildos a290h9gmsvy241
BalasHapusk195m5gdcft258 sex toys,dildo,male sex doll,dog dildo,glass dildos,dildo,dog dildo,horse dildo,double dildos t078k7hsycc436
BalasHapus